Kehendak, Ijin dan Ridho Allah swt

Dahulu saya penasaran dengan maksud dan definisi seputar judul "subject" tulisan ini. Mungkin beberapa orang diluar sana juga mengalami yang sama. Ada yg sudah menemukan jawabannya, ataupun ada yang masih mencari.

Yuks...langsung saja kita baca dengan seksama percakapan antara murid dan gurunya (ustadz). InsyaAllah didalamnya terdapat makna mendalam, hikmah buat kita semua sehingga kita lebih paham sedikit tentang ilmu tauhid yang begitu luas hakikatnya.

Dikisahkan ada seorang murid yang bertanya kepada gurunya dalam sebuah majelis ilmu mengenai pemahaman "Kehendak, Ijin dan Ridho Allah swt"

Murid (M) : ustadz, mohon ijin bertanya
Ustadz (U) : iya, silakan

M : apa sih perbedaan qadha, qadar dan takdir ?
U

Qadha : ketentuan/ketetapan dasar atas segala sesuatu yang diciptakan-NYA.
Misalnya, penciptaan alam semesta, surga dan neraka, penciptaan arsy dan lauhul mahfudz

Qadar : ketentuan atas segala sesuatu yang diciptakan berdasarkan ukuran, kapasitas, mekanisme dan sifatnya. 

Misalnya, waktu siang dan malam, terbitnya matahari, orbit alam semesta, jenis kelamin manusia, serta penciptaan makhluk hidup sesuai jenis, ukuran, sifatnya

Keduanya (Qadha dan Qadar) mutlak kuasa ilahi, tidak ada campur tangan makhluk.

Sedangkan Takdir : segala sesuatu peristiwa kehidupan yang dialami atau dijalankan oleh mahkluk-NYA yang berkaitan dengan garis peruntungan (kaya miskin), nasib baik dan buruk, hukum sebab akibat yang telah ditetapkan.

Takdir ada 2 macam.
[1] Takdir mubram/mutlak, merupakan HAK PREOGATIF ALLAH, artinya bisa saja Allah meniadakannya/membatalkannya. 

Misalnya, terjadinya musibah/bencana krn sebab akibat perbuatan manusia, penetapan umur dan rejeki manusia
[2] Takdir Muallaq, ketetapan yg telah dibuat oleh Tuhan tetapi makhluknya (manusia dan Jin) diberi kesempatan untuk merubah dan memilihnya, kemudian Tuhan yg menentukannya kemudian/berkehendak. Misalnya :
- Manusia menjadi jahat, maka itu bukan takdir,tetapi manusia itu sendiri yg memilihnya, karena Tuhan sudah memberi petunjuk jalan yg lurus. Jika suatu hari sampai manusia mati dan tetap dlm kejahatan,maka ia akan masuk ke dlm garis takdir-Nya yaitu masuk Neraka.
- Manusia menjadi miskin, maka itu bukan takdir, karena Tuhan telah memberi garis2 besar petunjuk manusia untuk menjadi kaya. Jika ia miskin, pasti ada yg salah dari manusianya, akhirnya masuk dlm sistem ketetapan garis2 miskin

M : bagaimana jika ada seorang bayi dilahirkan dimana kedua orangtua nya non-islam ? Apakah itu takdir ?
U : anak itu dilahirkan kepada orangtua tsb ya takdir, tetapi untuk agama anak tsb bukan takdir, karena pada dasarnya setiap insan manusia setelah ditiupkan ruh saat dalam kandungan telah menyatakan persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah swt. Sehingga semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah beragama islam.
Bimbingan orang tua memang menentukan, namun selama anak tsb berusaha mencari kebenaran hakiki, bahkan sekecil apapun usaha dan niatnya dalam hati...Allah lebih mengetahui apa yg ada dalam pikiran & hati makhluk-NYA
, Allah akan menunjukkan jalan dan hidayah-NYA sesuai yang dikehendaki-NYA karena balik lagi...Allah Maha Mengetahui.

M : saya pernah mendengar, bahwa setiap manusia non-islam yang kemudian memeluk islam itu karena hidayah Allah semata. Apakah berarti bukan usaha/kesadaran kita sendiri ataupun orang lain yang mungkin membantu memberikan jalan menuju islam ?
U : hakikatnya Allah memberikan hidayah kepada siapapun yang dikehendaki-NYA, ini menjadi hak mutlak Allah semata, bahkan tanpa suatu alasan apapun. Untuk urusan hidayah kepada orang tsb, karena Allah lebih mengetahui apa yg ada dlm pikiran, hati dan apa saja yg sudah dilakukan orang tsb. Sehingga jika ada orang lain membantu, pada dasarnya ini atas ijin Allah dan semua sudah diatur sedemikian rupa dengan skenario yang mungkin tidak terduga berdasarkan logika manusia.
U : mungkin kita juga pernah mendengar kutipan ini, "Jika Allah berkehendak, bisa saja dunia ini hanya dijadikan satu umat, yaitu islam semua, namun Dia menciptakan manusia dengan akal pikiran (berbeda dgn makhluk lainnya) supaya senantiasa berpikir dan mengingat Pencipta dan Ciptaan-NYA.

M : jika ada seorang berbuat jahat (fasik), baik ke diri sendiri ataupun ke orang lain, misalnya pencuri, koruptor dsb, dengan alasan kelaparan atau kemiskinan dll. Apakah ini juga kehendak Allah ?
U : dalam kasus diatas ada istilah ijin dan ridha Allah. Segala sesuatu yg terjadi di langit dan bumi pada dasarnya atas ijin Allah swt, misalnya daun yg berjatuhan, hujan yang turun, hewan memangsa buruannya, kecelakaan, kejahatan manusia dsb. Namun sesungguhnya Allah tidak me-ridhai segala perbuatan buruk termasuk kejahatan yg dilakukan manusia. Jika Allah tidak mengijinkan, niscaya tidak akan terjadi hal tersebut walaupun kita sudah berusaha dgn cara apapun. Pasti selalu ada skenario Allah dalam setiap kejadian, maka berserah diri dan selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitas kita. Tetapi kita dituntut ikhtiar dan doa terlebih dahulu.

M : klo yg dimaksud dengan ketentuan atau ketetapan Allah bagaimana ustadz ?
U : contohnya seperti bulan mengelilingi orbit bumi, matahari terbit dari timur dan terbenam ke barat, waktu siang dan malam, susunan tatasurya, gerhana dll. Semuanya berjalan mengikuti aturan sesuai ketentuan dan ketetapan Allah swt 


M : alhamdulillah ustadz, saya lebih paham dari sebelumnya. Syukron katsiiron
U : iya, afwan



#diketik oleh saya, dibaca oleh siapa saja

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu MAHRAM ?

Goes Outing to Bandung