Mengenal Lebih Dekat Kota Bekasi

        Mengawali tahun 2016, mari kita mencoba mengenang sejarah dan sejenak kembali ke masa lalu. Pada kesempatan kali ini berkaitan dengan peristiwa berdirinya kota bekasi. Setiap kota memiliki sejarahnya masing-masing, begitu pula dengan kisah kota Bekasi. Mungkin kebanyakan dari kita belum mengetahui latar belakang kota ini, dengan segala peninggalan dan cerita rakyatnya. Lebih lanjut, saya mencoba menginformasikan hal tersebut, yang saya kutip dari berbagai sumber publik. Semoga hal ini bisa membuka mata, pengetahuan dan kenangan sejarah kita semua.

        Seperti kata muatiara yang diucapkan Bung Karno "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.", kota ini pun berdiri dengan semangat patriotisme melawan penjajah sesuai julukan kota bekasi yaitu kota patriot. Kota ini pernah menjadi benteng pertahanan, rakyat pun berjuang gigih melawan penindasan dan kekuatan sekutu seperti dalam kutipan puisi karya khairil anwar : 


Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami

        Siapa yang tidak kenal dengan Kota Bekasi, kota yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan di media sosial. Namun kebanyakan dari kita mungkin tidak mengenal ikon yang melekat kuat dengan sejarah kota bekasi, diantaranya tokoh Entong Tolo (perampok budiman yang mencuri dari tuan tanah yang dzalim lalu dibagikan ke rakyat miskin), perjuangan KH Noer Alie (tokoh ulama yang berjuang zaman revolusi, dengan julukan Singa Karawang Bekasi atau Si Belut Putih). Beberapa insiden penting juga menjadikan kota ini layak mendapat julukan kota patriot, diantaranya Insiden Kali Bekasi (yang menewaskan para tawanan jepang di kali bekasi), Peristiwa Bekasi Lautan Api (Kampung Dua Ratus terbakar, kemudian meluas ke Kayuringin, Teluk Buyung, Teluk Angsan, Pasar Bekasi). Bekasi Timur dan Barat berubah seperti “api unggun raksasa”, peristiwa bermula dari jatuhnya pesawat Dakota Inggris di Rawa Gatel, Cakung, seluruh awak pesawat dan penumpang (4 orang awak pesawat berkebangsaan Inggris dan 22 berkebangsaan India-Sykh). Tawanan tersebut dibunuh sehingga menimbulkan kemarahan tentara Inggris dan sekutu.

Itulah sedikit gambaran kisah kota bekasi, lebih jauh marilah kita simak cerita dibawah ini, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.

=================================================
Awal mula nama & daerah bekasi

Penelusuran Poerbatjaraka (seorang ahli bahasa Sansakerta dan bahasa Jawa Kuno). Kata “Bekasi” secara filologis berasal dari kata Candrabhaga; Candra berarti bulan (“sasi” dalam bahasa Jawa Kuno) dan Bhaga berarti bagian. Jadi Candrabhaga berarti bagian dari bulan. Pelafalannya kata Candrabhaga kadang berubah menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi. Dalam pengucapannya sering disingkat Bhagasi, dan karena pengaruh bahasa Belanda sering ditulis Bacassie (di Stasiun KA Lemahabang pernah ditemukan plang nama Bacassie). Kata Bacassie kemudian berubah menjadi Bekasi sampai dengan sekarang.

Candrabhaga merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara, yang berdiri sejak abad ke 5 Masehi. Ada 7 (tujuh) prasasti yang menyebutkan adanya kerajaan Tarumanagara yang dipimpin oleh Maharaja Purnawarman, yakni : Prasasti Tugu (Cilincing, Jakarta), Prasasti Ciaruteun, Prasasti Muara Cianteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi (ke enam prasasti ini ada di Daerah Bogor), dan satu prasasti di daerah Bandung Selatan (Prasasti Cidangiang).

########

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.


########

Bagaimana ceritanya Bekasi disebut sebagai Kota Patriot?
Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, Belanda kembali ingin berkuasa. Mereka menggelar agresi militer tahun 1947 dan 1948. Sejumlah daerah milik Republik pun kembali dikuasai Belanda.

Sebelum tahun 1950, Bekasi, Cakung, dan Tambun merupakan bagian dari Jakarta (Batavia) dengan kabupatennya Jatinegara. Namun pada tahun 1950, rakyat Bekasi menuntut untuk keluar dari distrik Jakarta dan menolak masuk ke Negara Pasundan yang merupakan boneka Belanda. Rakyat Bekasi menginginkan masuk ke Republik Indonesia Serikat.

"Makanya hari jadi Bekasi tanggal 15 Agustus 1950," ujar Sejarawan, Ali Anwar, kepada merdeka.com, pada Kamis (1/10).

Ali menambahkan untuk merebut seluruh wilayah Indonesia, maka sekutu harus melakukan perebutan kekuasaan dan berhadapan dengan tentara republik. Tentara Republik tersebut berada di front terdepan, tepatnya di Kali Cakung.

Front terdepan ini merupakan tempat para pejuang Republik Indonesia untuk mempertahankan wilayahnya. Selain itu, para pejuang tidak hanya berisi tentara dari Bekasi saja, melainkan juga tentara dari daerah lain.

"Ada juga kiriman-kiriman dari Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Garut mereka bergantian menjaga pertahanan, kalau Bekasi bobol, maka Republik Indonesia bobol. Logikanya seperti itu" tandasnya.

Para tentara yang berada di Kali Cakung merupakan garda terdepan dalam pertempuran. Sementara Karawang merupakan garda belakang dalam menjaga kokohnya lini pertahanan.

"Itu sebabnya Bekasi disebut sebagai kota patriot. Patriot pertempuran terdepan," ujar Ali.

Sejarawan alumni Universitas Indonesia ini menjelaskan, jika pada tahun 1963-1964 Karawang berencana menjadikan kotanya sebagai kota patriot. Tapi kemudian hal tersebut diprotes oleh Bekasi.

"Nggak bisa karena patriot itu ada di Bekasi karena pertempuran di sini," akunya.

Hal tersebut justru memicu pertemuan para tokoh masyarakat, para pejuang Bekasi di Gedung Bioskop Parahiyangan. Tokoh yang hadir di antaranya adalah mantan ketua Persatuan Pelajar Islam (PII) Kabupaten Bekasi tahun 1964-1965, Marzuki Hidayat, Aburrahim, M Husein Kamaliy, dan lain-lain.

Hasil pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan jika Kabupaten Bekasi adalah kota Patriot. Namun seiring perkembangan waktu hal itu terlupakan. Pada tahun 1997, diselenggarakan sayembara lambang kota Bekasi pada masa Wali Kota, Kailani AR. Berbagai usulan muncul, mulai dari kota iman, kota ihsan, kota perjuangan, hingga kota patriot. Setelah melalui perdebatan yang tidak berjalan alot, akhirnya disepakati Kota Patriot.

Lambang Kota Bekasi dengan sesanti 'Kota Patriot' tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi nomor 01 tahun 1998 pada masa Wali Kota Bekasi, Nonon Sonthanie. 


############

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :

Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2008).


#############

referensi :
https://humaskabbekasi.wordpress.com/sejarah-singkat-bekasi/
http://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-heroik-kenapa-bekasi-disebut-kota-patriot.html
http://aminaskitchen.blogspot.co.id/2014/11/sejarah-berdirinya-kota-bekasi-kota.html
http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2010/02/bekasi-kota-patriot.html
http://diniadzhaniputri1994.blogspot.co.id/2012/03/kota-bekasi.html http://ahmadramliansyah.blogspot.co.id/2015/11/bekasi-kota-patriot.html

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu MAHRAM ?

Kehendak, Ijin dan Ridho Allah swt

Goes Outing to Bandung