Seni Berkebun (part #2)

Berkebun, mungkin bagi sebagian orang terkesan membosankan, namun bagi sebagian lainnya hal ini cukup menyenangkan. Bisa menghilangkan penat, menenangkan pikiran, menyejukkan mata, ini merupakan asumsi sebagian orang. Bagi saya, berkebun itu menyenangkan sekaligus melatih kesabaran. Senang karena memiliki banyak ragam jenis dan bentuknya, ada berbagai macam warna dan ukuran, semuanya bervariasi, cantik dan indah dipandang mata dengan keunikkan masing-masing dari tanaman itu sendiri. Melatih kesabaran karena tiap tanaman beda waktu tumbuhnya, berbeda mekar bunganya, maupun waktu panen buahnya, semua butuh kesabaran untuk tetap menunggu hingga wktunya tiba.

Pada postingan blog sebelumnya, saya menceritakan usaha kita untuk memelihara tanaman bunga, beragam bunga menghiasi pekarangan depan rumah kami. Semua terlihat indah, berwarna warni, beraneka macam bentuknya. Namun usaha kami ternyata gagal, banyak bunga yg layu kemudian rontok meskipun sudah disiram tiap hari. Kemungkinan, suhu udara yg panas menjadi faktor utama yang menyebabkan tidak munculnya bunga kembali setelah sebelumnya bunga rontok dan layu. Tanaman hidup namun tidak berbunga.
Tanaman bunga tersebut memang dibeli dari lembang bandung dan disana udaranya dingin ataupun sejuk. Jadi kami menarik kesimpulan kalau tanaman bunga kurang cocok untuk daerah panas seperti halnya jakarta, bekasi dan sekitarnya. Tentunya ada tanaman bunga lainnya yang bertahan dan tetap berbunga di daerah panas, namun kurang kami minati.

Ok, let's move on.

Akhirnya kami mencoba desain taman baru, kali ini menggunakan tanaman hias yang biasa digunakan untuk taman-taman pada umumnya. Pertama kami tambahkan komposisi tanah merah di halaman depan rumah, saat itu datang 2 kijang bak tanah hasil galian pipa jalanan. Di lain waktu, kami menggunakan jasa tukang pacul keliling untuk menggemburkan dan merapikan tanah yang ada. Berminggu-minggu kondisi halaman depan masih seperti itu, karena kami belum sempat cari tukang taman. Alhamdulillah pada suatu ketika, tiba-tiba ada orang datang ke rumah menawarkan diri untuk mengerjakan taman depan rumah. Perasaan saya dan istri antara percaya dan tidak, mau dilanjut atau lain waktu saja. Akhirnya kami coba diskusi, dan ditawarkan desain taman sesuai gambaran dari tukang taman tsb. 


Yup, kami memutuskan untuk melanjutkan, negosiasi hargapun dimulai, memilih jenis-jenis tanaman dan penjelasan tata letaknya. Berselang 3 hari, pekerjaan pun dimulai, uang DP untuk pembelian tanaman diberikan saat hari-H pengerjaan. Saya dan istri berserah dan berdoa, semoga segala sesuatunya berjalan dengan baik tanpa ada niatan buruk ataupun kejahatan yang tersembunyi...Aamiin.

Tanah dicangkul, dibentuk sesuai desain, dibuat beberapa tingkatan seperti anak tangga. Tanaman pun datang satu per satu, ada cemara udang, cemara lilin, palem merah, tombak raja, sikas, nanas-nanasan, tawan, permata biru, lilin paris, asoka, serta rumput jepang.  


Penampakan taman mulai terlihat, satu per satu tanaman ditanam dan dikubur sama bungkusnya. Hal ini dilakukan agar tanaman tidak kaget dengan lingkungan baru. 



Alhamdulillah, taman di depan rumah sudah jadi dan tampak indah dipandang.
Alhamdulillah segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang kami harapkan.



#diketik oleh saya dan boleh dibaca siapapun 

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu MAHRAM ?

Kehendak, Ijin dan Ridho Allah swt

Goes Outing to Bandung