Learn From Nature

Belum lama ini saya menonton film yang menceritakan seorang petani apel. Awal kisah, hasil pertaniannya baik, setiap pohon apel menghasilkan banyak buah. Segala rumput dan tanaman liar dibuang dan dibersihkan. Semua terawat dengan baik dan dilakukan dengan metode yang sama dengan orang lain di kampungnya, menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah dan pestisida untuk membasmi serangga.

Permasalahan timbul ketika sang istri mulai hamil, dia berkeinginan untuk makan apel namun ketika dimakan yang terjadi adalah sang istri mengalami gatal-gatal dan juga mual. Setelah dicek, diduga karena kandungan residu pestisida yang masih menempel pada buah. Sang anaknya pun belum mau mengkonsumsi apel miliknya, karena sering ada ulat pada apelnya.

Sang suami karena sayang pada keluarga, dia berusaha agar pohon apelnya bisa berbuah baik tanpa menggunakan pestisida. Berbagai macam metode digunakan agar hasil panennya bersifat organik. Mulai dari penggunaan wasabi untuk bahan siram dan pupuk, barmacam jenis bawang dan bahan rempah lainnya, hingga penggunaan cuka. Namun yang terjadi adalah kegagalan panen hingga 6 tahun berturut-turut. Dengan kegagalan panen, dia harus menjual sebagian tanahnya.

Hari-hari pun berlalu hingga anaknya jatuh sakit dan dibawa ke dokter. Dia merasa sangat frustasi hingga memutuskan mengakhiri hidup dengan menggantung diri di hutan daerah pegunungan. Tiba di area hutan dia melihat pohon yang sebelumnya dikira apel ternyata pohon kenari. Pohon terlihat subur dan buahnya berjatuhan. Bertanya kimura akinori (nama dalam film), "bagaimana pohon ini bisa tumbuh subur di alam liar". Ditelusurilah mulai dari tanah, unsur biota yg terkandung di sekitar pohon. Sampai pada akhirnya, kimura menemukan jawabannya, ternyata jawabannya ada pada alam itu sendiri.

Segera kimura berlari keluar hutan, bertemu istrinya dan menceritakan hal tersebut. Singkat cerita, dimulailah metode pembuahan pohon apel bersumber alam, diantaranya tanaman gulma yang sebelumnya dipotong habis sekarang dibiarkan tumbuh, penanaman biji kedelai agar burung-burung pada datang, rumput dan semak hanya dijaga perkembangannya tetapi tidak diberantas total, lingkungan dijaga tetap alami agar serangga predator hama nyaman untuk datang. Perlahan tapi pasti tanah pertanian makin terlihat subur, pupuk langsung diperoleh dari daur ulang sampah nabati dan kotoran burung, terlihat kumbang kepik bersarang dekat telur hama sehingga predator alami terjaga konsisten tanpa merusak pohon apel itu sendiri.

Setelah penantian panjang, akhirnya pohon tumbuh bunga yang menandakan dimulai musim pembuahan, dan yang dinantikan pun tiba..pohon berbuah. Saat itu buahnya masih agak kecil, karena pohon baru beradaptasi, namun tahun-tahun berikutnya, buah makin besar. Tentu saja rasanya lebih enak, itulah mengapa hasil organik itu lebih mahal, disamping karena butuh usaha dan perawatan ekstra pastinya.

Film ini juga menceritakan pelajaran hidup yang diperoleh dari ekosistem alam, diantara

  • arti penting lingkungan sekitar (keluarga, teman, tetangga) dalam hidup kita
  • segala sesuatu tercipta ada manfaatnya (tidak sia-sia), terkadang kita yang lambat memahaminya
  • adanya faktor saling membutuhkan/menguntungkan (mutualisme)
  • segala sesuatu yang baik pasti menghasilkan yang baik pula

Seperti halnya lebah yg menghasilkan madu terbaik dari sumber bunga yg baik pula. Banyak sekali yang bisa diambil hikmah dari alam ini, semua sudah diterangkan dalam Al-Quranul Karim. InsyaAllah kita semua termasuk golongan orang yang dapat mengambil hikmah dari terciptanya alam ini dan senantiasa memperoleh petunjuk-NYA.

Aamiin ya rabbal'alamiin


*film ini berjudul "Fruit of Faith"

#diketik oleh saya, dibaca oleh siapa saja

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu MAHRAM ?

Kehendak, Ijin dan Ridho Allah swt

Goes Outing to Bandung